Tidak ada kata terlambat buat belajar : Surat buat Omjay

 Belajar Menulis Gelombang 17

Pertemuan Pertama : Senin, 4 Januari 2021

Waktu : 19:00 s/d 21:00 WIB

Pemateri : Wijaya Kusumah, M.Pd

Moderator : Aam Nurhasanah, S.Pd

Topik : Menulis setiap hari

Peresume : Dwiyoso Nugroho (yosonug@gmail.com)

 

Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Pepatah ini mungkin terdengar klise, namun itulah yang menjadi dasar saya untuk menulis resume pertemuan pertama kelas belajar menulis blog yang diadakan oleh PGRI dibawah bimbingan Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. atau yang akrab dipanggil Om Jay. Sebab sebenarnya saya terlambat mengikuti pelatihan sesi – 1 ini, karena satu dan lain hal, pelatihan yang saya tunggu-tunggu sejak Desember 2020 ini ternyata saya lewatkan saat tiba waktunya. Saya baru sadar bahwa saya telah melewatkan pertemuan perdana 1 (satu) hari setelah pertemuan itu dilaksanakan yakni hari Selasa. Untungnya kelas ini dilaksanakan melalui WAG, hingga meski saya terlewat namun saya masih dapat mengikuti materi yang disampaikan oleh bapak Wijaya Kusumah. Namun ada satu lagi tugas yang saya harus kerjakan: membuat resume!.

 Dasar saya, walau banyak alasan yang dapat saya berikan, entah sibuk, banyak deadline pekerjaan yang harus saya selesaikan atau sampai di rumah sudah lelah pusing dan ngantuk, yang pasti saya tidak menyempatkan waktu untuk mengerjakan PR dari Omjay, sampai hari Rabu, Resume itu belum selesai. Dan sialnya lagi kembali saya melewatkan pertemuan kedua, materi bersama Ibu Rita, Saya baru ngeh setelah kelas berakhir di jam 10.30 WIB. Saya benar-benar sial ! Saat itu saya mulai berfikir untuk membatalkan niat saya untuk mengikuti kelas Menulis ini. Namun saat kembali saya membaca paparan-paparan dari pemateri tentang motivasi menulis, saya paksakan kembali diri saya untuk terus mengikuti kelas ini. Semoga Omjay yang baik masih dapat menerima saya sebagai murid menulisnya. Bukankah tidak ada kata terlambat buat belajar Omjay. Saya berjanji akan menjadi murid yang cerdas buat Omjay. Seperti omjay bilang “Tulisan yang baik tidak langsung sekali jadi. Karena itu proses editing harus juga dikuasai oleh penulis yang baik bila tulisannya mau dibaca oleh orang lain”. Demikian pula murid. Tidak ada murid yang langsung baik (pandai) pasti diawali dari murid yang nakal (Heheee.. semoga omjay memaafkan kelancangan saya mengutip-kutip kata-katanya seenak saya)

Omjay, di sini saya mungkin tidak dapat membuat resume yang baik dari paparan yang omjay berikan, tapi saya yakin say faham apa yang disampaikan omjay. Bahwa omjay bilang “merasakan ada kenikmatan tersendiri ketika menuliskan” atau saat om berkata “Menulis dan membaca adalah dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan”. Saya berusaha untuk benar-benar menghayati setiap kata yang omjay sampaikan. Rasa-rasanya saya juga merasakan itu Om. Ada sekian banyak kata yang bergerombol di kepala saya yang berontak ingin keluar, tapi saya sering kali impoten ketika sudah berhadapan dengan pena dan kertas, dengan tuts keyboard laptop. Setelah sekian puluh kata tulisan itu mandek dan nggak  berkembang lagi.

Semoga Omjay memaafkan kesombongan saya, menganggap saya sama dengan Om. Bukan. Sama sekali tidak Om. Saya cuma ingin mencamkan apa yang Om sampaikan dalam pertemuan pertama kelas ini. Setiap hari menulis. Setiap hari menulis. Saya akan laksanakan Om, sekuat saya, semampu saya. Saya akan hilangkan rasa malas. Seperti yang Om bilang “hilangkan rasa malas menulis dan membaca dalam diri anda bila anda ingin menjadi penulis terkenal. Tak ada satupun penulis terkenal yang tak rajin membaca dan menulis. Berlatihlah terus menulis sehingga anda memiliki jam terbang yang tinggi dalam menulis. Tak ada orang yang pandai menulis selain berlatih dan berlatih” Bimbing  dan doakan saya Om, dari hati, seperti Om minta kami menulis dari hati.