Belajar Menulis Gelombang 17
Pertemuan Pertama : Senin, 11
Januari 2021
Waktu : 19:00 s/d 21:00 WIB
Pemateri : Eva Hariyati Israel,
S.Pd.
Moderator : Bambang Purwanto
Topik : Pengalaman Menjadi
Penulis Buku Kilat
Peresume : Dwiyoso Nugroho (yosonug@gmail.com)
Senin siang masuk notifikasi dari
grup Belajar menulis Gel. 17 bahwa nanti malam pertemuan ke – 4 untuk kelas
belajar menulis gelombang 17. Pemateri untuk pertemuan kali ini adalah ibu Eva
Hariyati Israel, S.Pd. Beliau adalah sahabat rumah belajar NTT tahun 2020 yang
mengajar di SMAN 1 Kupang. Diusianya yang tergolong masih muda, lbu Eva telah
melahirkan banyak sekali buku bahkan lolos penerbit Mayor. Saya tidak sabar
untuk mengikuti kelasnya, maka saya persiapkan diri jangan sampai melewatkan
kesempatan untuk belajar bersama.
Tepat jam 19.00 WIB saya sudah pantengin
WAG Belajar menulis Gel. 17. Kelas dibuka oleh Omjay sebagai tuan rumah dan
dipandu oleh bapak Bambang Purwanto sebagai moderator. Mr. Bams mengawali
dengan menampilkan video profile dari Ibu Eva. Video pendek yang menarik. Mr.
Bams lalu mempersilahkan pemateri untuk menyampaikan paparan.
Ibu Eva mengawali kelas dengan menanyakan
kepada peserta terkait motivasi mengikuti kelas belajar menulis. Yang menarik
adalah beliau meminta kami untuk menuliskannya melalui https://jamboard.google.com Jujur saja ini adalah hal baru untuk saya,
semoga saya bisa gunakan ini untuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Selanjutnya
beliau meminta kami untuk membaca materi yang telah ditulisnya dalam blog. Berikut
merupakan materi Ibu Eva Hariyati Israel, S.Pd. yang coba saya ringkas.
Menulis Buku adalah kegiatan yang
membutuhkan kefokusan dan displin yang tinggi. Menulis buku apalagi dengan
durasi yang singkat 7 hari rasanya mustahil bagi penulis Pemula seperti saya.
Tapi pernyataan ini sudah bisa saya patahkan.Saya mengatakan BISAAAA! dan saya
sudah membuktikannya.
Berawal
dari Kelas Belajar Menulis
Sahabat yang saya banggakan,
cerita ini berawal dari dalam grup WA
belajar menulis bersama Om Jay dan kawan kawan, yang sangat memberikan ruang
dan menjadi wadah bagi saya dan teman teman yang lain yang bergabung dalam
grup, menggali potensi dan mengembangkan minat dan belajar dari banyak pakar
ahli yang ada dalam Grup belajar menulis di grup WA gelombang 7.
Awalnya saya ikut bergabung dan
menimba ilmu mengikuti setiap rangkaian materi yang disajikan dalam forum
belajar menulis gel 7 di bulan Maret bertepatan dengan pandemik Covid 19.Dimana
pandemik rasanya membuat kita membuang waktu dan bingung harus berbuat apa
karena mendadak PJJ. Akhirnya Pandemik ini membawa berkah peningkatan
kompetensi menulis bagi saya dengan bergabung digrup menulis Om jay. Setiap
hari kami berlatih menulis 3 paragraf pertama dari ide ide yang di lemparkan om
jay ke grup gel.7. Awalnya saya berpikir om jay kok ngajak kita menulis dengan
tema tema seperti kucing, siomay, anak bayi, pokoknya apa saja yang dilemparkan
omjay ke grup kita diharapkan bisa merangkai kata hingga minimal 3 paragraf.
Dari hari demi hari makin bertambah pengalaman, hadirnya narasumber narasumber
yang luar biasa menginspirasi membuat semangat untuk menulis semakin besar,
dari yang hanya menulis minimal 3 paragraf, pentigraf, hingga menuangkan resume
materi dalam tulisan di blog, setiap peserta wajib membuat resume dan
memposting diblog. Pengalaman yang luar biasa menghantarkan saya bisa
melahirkan sebuah buku pertama.
Tawaran
dari Prof. R. Eko Indrajit
Suatu malam di kelas belajar
menulis, setelah kami menerima materi dari Prof. Richardus Eko Indrajit, saat
materi berakhir Prof Eko mengajak sekaligus menantang kami peserta untuk siapa
yang mau berkolaborasi menulis bersama Beliau tapi menulisnya 1 minggu . Malam
itu kami belum ada yang mengiyakan dalam hati saya bilang gila menulis seminggu
bisakah?
Hingga siang hari, dihari
berikutnya Om jay melemparkan sederet tema yang ditawarkan oleh Prof.Eko dan
kita diminta menjawab siapa yang bersedia silahkan copi paste dan tuliskan nama
serta nomer hp. Saya membaca setiap tema wow keren-keren semua, IT semua . Meski
saya Guru TIK rasanya saya belum memiliki potensi untuk menuliskan konsep
konsep tema yang ditawarkan Prof.Eko waktu itu. Dan untuk menjawab tantangan
itu dan untuk membuktikan kemampuan bahwa saya bisa menulis buku saya pun
memberanikan diri menuliskan nama dan nomer Hp saya hingga kami digabungkan
dalam grup menulis bersama Prof.Eko. Dan tergabunglah 21 orang yang waktu itu
bersedia.
Memilih
Tema yang paling kita kuasai
Auto bingung saya sama sekali
belum menemukan ide untuk menulis apa untuk menjawab tantangan ini. Meski saya
memilih tema E-Learning 1001 kegalauan menghampiri. Sambil terus berpikir untuk
menentukan apa yang akan saya tulis, saya mulai membuka sejumlah referensi,
dari youtube prof Eko dan membaca beberapa tulisan tentang e learning di
internet.Akhirnya dengan pengalaman sebagai sahabat Rumah Belajar saya
menemukan 1 konsep yang akan saya tuangkan dalam tulisan pertama saya ini.Ya, Kelas
Maya Rumah belajar menjadi pilihan saya untuk menjawab tantangan ini.Setelah
klop dan merasa yakin dengan judul yang pilih. Saya mulai membuat daftar isi
yang saya kembangkan dari main map.
Mengembangkan
Mind Map menjadi Outline
Hari pertama saya menyodorkan
main map tentang buku yang saya akan tulis. Main map ini saya dapatkan dari
belajar menulis bersama bapak narasumber Akbar Zainudin penulis buku man jadda
wa jadda ,dari main map ini saya tuangkan ke dalam outline yang hari itu juga
disetujui oleh Prof Eko. Jawaban Prof Eko waktu itu VERY GOOD. Bisa buat daftar
isinya dan kirim ke saya?
Hari ke 2 berhasil menyerahkan
outline (daftar isi) buku yang akan saya tulis. Hari ketiga , ke empat dan ke
lima,Saya lewati dengan penuh khusyu...FOKUS, dan tanpa buang buang waktu benar
benar berada dalam kegilaan menulis hingga sudah mau tidurpun rasanya otak ini
masih berfokus dan berpikir tulisan apa lagi ide apalagi yang harus
ditambahkan. Seminggu benar –benar pikiran , hati dan raga ini menjadi satu
seiring sejalan, tak ingat lagi yang lain, yang diingatan hanya deadline yang
hampir habis dan harus kelar. Ngeri ngeri sedap kalo saya bilang wkwkwkw,
terkadang rasa kantukpun hilang ketika tangan sudah asyik menari-nari di atas
keyboard, membawa perasaan ini seperti sudah ahli sekali merangkai kata
padalah... baru kemarin saya belajar.
Ternyata saya bisa membuktikan
bahwa saya bisa menulis buku 1 minggu, dengan editingnya 2 minggu sudah siap
disetorkan ke Prof Eko untuk disempurnakan dan dikirim ke penerbit. Dari 21
peserta yang tergabung hanya 11 orang yang berhasil menjawab tantangan
Berselang 2 minggu kemudian 23 Mei 2020 tibalah waktunya kami mendengarkan
hasil evaluasi dan pengumuman tulisan
yang Lolos untuk diterbitkan di penerbit Andi, dan Alhamdulillah 9 orang
penulis yang berkolaborasi dengan Prof.Eko. berhasil diterima tanpa revisi. Termasuk
Saya salah satunya.Luar Biasa. Kepuasan bathin yang tak ternilai harganya...
Setelah buku rampung ditulis kami
pun diminta Prof.Eko jika bisa ada 2 atau 3 pengantar atau testimoni dari orang
orang yang dianggap penting. Maka orang pertama yang saya minta dan hampir
semua buku yang terbit di akademi EKOJI ada pengantar dari Om Jay (Wijaya
Kusumah,M.Pd) Guru dan blogger Pendidikan.Ini benar-benar motifasi yang luar
biasa, Meminta kesediaan teman juga menjadi tantangan tersendiri namun hal ini
tidak terlalu mennjadi hambatan dalam menulis beberapa teman yang saya minta
testimoni dan sekapur sirih untuk buku saya dengan senang hati
menuliskannya.Semangat berbagi ini juga yang mengantarkan saya mendapatkan
Apresiasi yang luar biasa.Kata pengantar dalam buku pertama saya dari bapak
Gogot Suharwoto, kepala Pustekkom 2017-2020. Judul Buku kelas Maya ini saya
posting di FB saya dan tidak disangka berbagai apresiasi dan doa tulus dari
teman teman dan sahabat menjadi semangat yang semakin menggerakkan saya. Hingga
Bapak Gogot juga memberikan apresiasi itu melalui inbox. Ya Allah senangnya tak
terkira, siapa saya, seorang guru yang baru belajar, guru yang masih sangat
minim pengalaman bisa berkolaborasi dengan seorang Prof. Dan mendapatkan
apresiasi dan kata pengantar dari orang yang luar biasa.benar benar Hadza min
fadli Rabbi (Sungguh ini karuania Allah).
Demikian materi dari Ibu Eva yang
coba saya ringkas. Ada beberapa point yang dapat saya simpulkan dari apa yang
disampaikan oleh beliau, antara lain :
1.
Menulis
memerlukan disiplin yang tinggi dan focus. Seperti petani yang mencangkul petak
tanahnya setiap hari, seorang penulis sebisa mungkin harus membuat tulisan
setiap harinya. Mengutip apa yang selalu dikatakan omjay, menulis setiap hari. Selain
itu focus juga diperlukan dalam kegiatan menulis. Untuk dapat melahirkan sebuah
tulisan yang baik, penulis tidak boleh melakukan kegiatan dengan setengah hati,
sehingga apa yang dihasilkan benar-benar keluar dari hati dan tulisan yang
dilahirkan benar-benar menjadi “anak sah” dari penulis.
2.
Kemauan
yang keras. Hal ini dibuktikan oleh Ibu Eva dengan menjawab tantangan dari Prof.
Richardus Eko Indrajit dengan menulis buku dalam 7 hari. Meski pada mulanya lbu
Eva menganggap bahwa hal tersebut mustahil, namun beliau berhasil melakukannya.
Menurut saya itu didorong oleh semangat dan kemauan yang keras dari beliau.
3.
Langkah-langkah
menulis buku. Selanjutnya Ibu Eva membagikan informasi terkait langkah yang
beliau lakukan dalam menulis sebuah buku, yakni :
a.
Pilihlah
tema yang kita kuasai
b.
Buat
mind map
c.
Buat
outline
d.
Mulai
menulis.
Pertemuan malam itu
diakhiri dengan Tanya jawab antara pemateri dengan peserta. Cukup banyak
informasi yang saya dapatkan dari ktanya jawab tersebut, khususnya terkait
dengan langkah-langkah membuat mind map dan outline sebuah buku. Tabik.
bagus banget enak dibacanya
BalasHapusmakasi motivasinya bu
HapusLengkap....
BalasHapussemangat ya hehee
HapusMantap bu...lengkap
BalasHapus